(55) 445 521 455

Mon - Sat 8.00 - 17.00

Denver, Colorado

Bimter MTs Al-Zaytun 2025, Pendidikan sebagai Pilar Peradaban dan Ketahanan Bangsa

RESOLUSINEWS.COM – Madrasah Tsanawiyah (MTs) Al-Zaytun menggelar Bimbingan Terpadu (Bimter) angkatan ke-24 tahun 2025, Jumat (16/5). Kegiatan tersebut menjadi momentum reflektif untuk membangkitkan kesadaran kolektif tentang peran strategis pendidikan dalam menjawab tantangan bangsa.

Hadir sebagai narasumber utama, Datuk Sir Imam Prawoto, KRSS., MBA., CRBC., mengingatkan pentingnya pendidikan sebagai pilar peradaban. Ia menekankan bahwa pendidikan tidak boleh berhenti pada tataran formalitas, tetapi harus menjadi medan perjuangan untuk membentuk manusia unggul: berpikir global, berjiwa lokal, dan berakar pada nilai-nilai bangsa.

Datuk Imam juga mengangkat peran Syaykh Abdussalam Panji Gumilang sebagai tokoh pendidikan nasional yang kini tengah menempuh studi doktoral di bidang hukum. Menurutnya, Syaykh Panji telah merumuskan model pendidikan terpadu berbasis nilai spiritual, intelektual, dan kemandirian.

“Anak-anak jangan berhenti belajar di satu jenjang. Raihlah S2 bahkan S3. Ini bukan ambisi pribadi, tapi kebutuhan strategis bangsa,” ujar Datuk Imam kepada para siswa.

Ia menegaskan bahwa Al-Zaytun tidak hanya berfungsi sebagai lembaga pendidikan, melainkan juga sebagai tempat menanam benih peradaban. Sistem berasrama yang diterapkan, mulai dari pengelolaan pangan, kurikulum, hingga tata etika kehidupan, disebutnya sebagai model pendidikan nasional yang siap direplikasi di 500 kabupaten di Indonesia.

Selain pendidikan, kemandirian pangan dan ekonomi juga menjadi fokus pembahasan. Mengutip peringatan Presiden RI Prabowo Subianto terkait potensi krisis nasional pada 2030, Datuk Imam menyoroti urgensi kedaulatan atas sumber daya pangan dan energi.

“Bangsa yang tidak mampu mengelola pangannya sendiri akan terpuruk,” ujarnya.

Al-Zaytun, tambahnya, telah memulai langkah konkret melalui pertanian terpadu dan pengembangan ekonomi biru (blue economy) di kawasan pesisir Eretan hingga Sukra. Menurutnya, inisiatif ini sejalan dengan agenda pemerintah dalam membangun ketahanan pangan nasional.

Lebih jauh, Datuk Imam menyuarakan pentingnya revolusi pendidikan untuk keluar dari sistem peninggalan kolonial. Ia menyerukan agar nilai-nilai Pancasila dan Piagam Madinah diinternalisasi dalam sistem pembelajaran.

“Pancasila bukan hanya untuk diterima, tapi diimani. Dari sinilah lahir pemimpin yang berintegritas,” tegasnya.

Ia mengakhiri mudzakarah dengan menekankan bahwa Bimter 2025 bukan sekadar kegiatan tahunan, tetapi bagian dari gerakan perubahan. Al-Zaytun, kata dia, hadir bukan untuk mengeluh, melainkan bertindak.

“Pendidikan bukan untuk mencari pekerjaan, tetapi membentuk manusia visioner, bermoral kuat, dan siap memimpin dunia,” pungkasnya. (SZ)

Bagikan Artikel

Berita Pilihan

Artikel Lainnya

MAN 1 Pesawaran Gelar Khotmil Quran Bil Ghoib dan Pelepasan Siswa Kelas XII

 Resolusinews.co.id Pesawaran – MAN 1 Pesawaran menggelar kegiatan Khotmil Qur'an Ghoib bagi 24 siswa yang telah mencapai hafalan sebanyak 7 Juz Al-Qur’an. Kegiatan...