JAKARTA | RESOLUSINEWS.COM | Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti Widya Putri menargetkan perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (I-EU CEPA) dapat diselesaikan pada pertengahan 2025. Perjanjian ini dinilai penting untuk memperkuat kerja sama dagang antara Indonesia dan Uni Eropa di tengah ketidakpastian global.
Hal tersebut disampaikan Roro dalam seminar bertajuk “New Geopolitical Context: Trade as an Opportunity for Stronger Indonesia-EU Ties”, yang dihadiri sekitar 60 peserta, termasuk delegasi Parlemen Eropa dan anggota Indonesian Youth Diplomacy, di Jakarta, Rabu (16/4).
“Menyikapi dinamika perdagangan saat ini, Presiden Prabowo berkomitmen mendorong diplomasi, solidaritas regional, dan diversifikasi pasar jangka panjang, salah satunya melalui I-EU CEPA,” ujar Roro dalam keterangan tertulis, Selasa (22/4/2025).
Menurutnya, I-EU CEPA merupakan strategi diversifikasi ekspor Indonesia, khususnya di tengah dampak kebijakan Presiden AS Donald Trump. Perjanjian ini diharapkan membuka akses pasar yang lebih luas, memperkuat ketahanan perdagangan, serta menciptakan lebih banyak lapangan kerja.
“I-EU CEPA bukan sekadar perjanjian dagang, tapi kemitraan strategis yang membawa nilai-nilai kerja sama, pembangunan berkelanjutan, dan pertumbuhan bersama,” tambah Roro.
Indonesia berharap perjanjian ini dapat membuka akses pasar Uni Eropa bagi komoditas utama seperti kelapa sawit, alas kaki, tekstil, produk kayu, kopi, dan hasil perikanan. Sebaliknya, Indonesia juga terbuka terhadap produk-produk unggulan dari Eropa.
Roro juga menekankan pentingnya konsesi atas sejumlah regulasi UE yang berpotensi menghambat ekspor Indonesia, seperti Peraturan Deforestasi (EUDR), Mekanisme Penyesuaian Perbatasan Karbon (CBAM), Arahan Energi Terbarukan (RED II), dan Peraturan Pengiriman Limbah (EUWSR).
“Momentum politik ini harus kita manfaatkan untuk mengamankan pertumbuhan, menyelesaikan perbedaan, dan menjadikan perdagangan sebagai solusi bersama di tengah gejolak geopolitik,” tegas Roro.
Sementara itu, Vice President Committee on International Trade (INTA) Uni Eropa, Kathleen van Brempt, menyatakan kolaborasi Indonesia dan UE sudah berada di jalur yang tepat.
“Di tengah situasi global yang tidak menentu, kedua pihak tetap tenang dan terus berkolaborasi demi kepentingan bersama,” ujar Kathleen.
( Detik.com )