RESOLUSINEWS.COM – Tingkat deforestasi di Indonesia meningkat tajam dalam lima tahun terakhir, dengan Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat menjadi wilayah dengan laju penggundulan hutan tertinggi.
“Hingga September 2025, deforestasi Indonesia mencapai 166.450 hektare. Angka ini bersifat sementara dan akan diperbarui pada akhir Desember,” kata Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni dalam rapat bersama Komisi IV DPR RI, Kamis (4/12/2025).
Data Kementerian Kehutanan mencatat deforestasi Januari–September 2025 naik 28% dibandingkan periode 2020 yang mencapai 119.092 hektare. Namun angka tersebut lebih rendah dibandingkan deforestasi sepanjang 2024 yang mencapai 216.216 hektare, atau menurun 23,01%.

Tiga provinsi rawan bencana—Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat—menunjukkan tren kenaikan deforestasi yang signifikan dalam lima tahun terakhir.
Aceh mencatat penggundulan hutan 10.100 hektare pada 2024–September 2025, naik 426,59% dari 1.918 hektare pada 2020. Meski demikian, deforestasi menurun 10,04% dibandingkan tahun 2024.
“Di Aceh menurun sebesar 10,04%,” ujar Raja Juli.
Sumatra Utara mengalami lonjakan 398,13%, dari 1.233 hektare pada 2019–2020 menjadi 6.142 hektare pada 2024–September 2025. Dalam setahun terakhir, angkanya turun 13,98%.
“Di Sumatra Utara menurun sampai 13,98%,” katanya.
Sumatra Barat menjadi provinsi dengan peningkatan paling drastis, yakni 637,08% dalam lima tahun. Penggundulan hutan mencapai 5.705 hektare pada 2024–September 2025, naik dari 774 hektare pada 2019–2020. Namun pada 2025 terjadi penurunan sekitar 14%.
“Di Provinsi Sumatra Barat turun 14% dibanding tahun 2024,” imbuhnya.
Dalam rapat sebelumnya, 25 November 2025, Menhut juga memaparkan kinerja ekonomi sektor kehutanan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan kontribusi sektor kehutanan terhadap PDB nasional mencapai Rp97,2 triliun atas dasar harga berlaku, dan terus meningkat hingga mencapai puncak Rp129,57 triliun pada 2024.
Investasi sektor kehutanan turut melonjak dari Rp1,8 triliun pada 2020 menjadi Rp34,7 triliun pada 2024. Hingga triwulan III 2025, nilai investasi tercatat Rp13,6 triliun.
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sektor kehutanan juga meningkat sejak 2020 dan mencapai puncaknya pada 2024. Hingga triwulan III 2025, PNBP tercatat Rp6,53 triliun.
Sementara itu, nilai transaksi ekonomi perhutanan sosial meliputi KTH, KUPS, dan masyarakat sekitar kawasan konservasi mencapai Rp4,29 triliun pada triwulan III 2025, naik dari Rp3,41 triliun pada 2024.
Dalam tiga dekade terakhir, tutupan hutan Indonesia terus mengalami penyusutan. Data FAO menunjukkan luas kawasan hutan mencapai 118,5 juta hektare pada 1990 dan berkurang menjadi 92,1 juta hektare pada 2020. (SZ)
Sumber: CNBC Indonesia

