(55) 445 521 455

Mon - Sat 8.00 - 17.00

Denver, Colorado

Apa yang Terjadi di Masa Depan Alam Semesta?

Kemudian muncul penemuan tahun 1998 yang menghadirkan pilihan ketiga yang tak terduga: Perluasan alam semesta tidak melambat, seperti yang seharusnya terjadi pada alam semesta yang masuk akal, tetapi malah bertambah cepat.

Kita sekarang tahu bahwa sekitar 70 persen energi alam semesta berada di ruang hampa, meskipun kita tidak memiliki sedikit pun pemahaman tentang alasannya.

“Energi gelap” ini bertindak sebagai semacam antigravitasi kosmik—ruang hampa tampaknya menghasilkan gaya tolak, yang merupakan kebalikan dari gaya tarik yang diberikan oleh semua bentuk materi.

Kedua gaya yang bersaing ini telah memengaruhi perluasan alam semesta sejak setelah Big Bang. Namun seiring dengan perluasan alam semesta, kepadatan materi telah berkurang sementara jumlah energi gelap tetap konstan.

Dan seiring dengan berkurangnya efek pengereman gravitasi, perluasan telah dipercepat. Jika energi gelap terus mendominasi, hasil yang paling mungkin terjadi lebih suram daripada skenario mana pun yang diperkirakan sebelumnya.

Perluasan saat ini akan terus berlanjut selamanya, bertambah cepat, sehingga semua galaksi yang kita amati saat ini, sekitar 100 miliar di antaranya, suatu hari akan menghilang di luar kemampuan kita untuk mendeteksinya.

Galaksi kita akan menjadi satu-satunya di alam semesta yang terlihat. Dan kemudian, setelah bintang-bintang padam, alam semesta akan benar-benar dingin, gelap, dan kosong.

Jika Anda merasa kecewa dengan kesimpulan suram ini untuk semua hal, tenanglah karena hasil ini hanyalah masa depan sebagaimana adanya. Hingga kita memahami hakikat sebenarnya dari energi gelap, nasib kosmos akan tetap menjadi misteri. Alam semesta mungkin masih memiliki akhir yang mengejutkan. ***

Bagikan Artikel

Berita Pilihan

Artikel Lainnya