CIKARANG PUSAT | RESOLUSINEWS.COM | Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga, dan Bina Konstruksi (SDA-BMBK) Kabupaten Bekasi terus menggencarkan upaya mitigasi bencana banjir melalui pembangunan kolam retensi, sumur resapan, serta peningkatan kualitas drainase yang terintegrasi dengan saluran sungai besar.
Kepala Dinas SDA-BMBK Kabupaten Bekasi, Henri Lincoln, menyampaikan bahwa langkah ini merupakan bagian dari peningkatan Indikator Kinerja Utama (IKU) dalam pengendalian bencana, khususnya banjir dan kekeringan.
“Melalui Bidang Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA), kami terus melakukan normalisasi saluran sebagai bagian dari penanganan banjir. Fokus utama kami adalah mitigasi terhadap bencana banjir dan kekeringan di Kabupaten Bekasi,” ujar Henri, Jumat (16/5/2025).
Ia menjelaskan, dari 23 kecamatan yang ada di Kabupaten Bekasi, sebagian besar dilalui oleh aliran sungai kecil maupun besar yang bermuara ke wilayah pesisir. Beberapa di antaranya adalah Sungai Bekasi-Cikeas, Cibeet-Citarum, Cilemah Abang, Sungai Cikarang Bekasi Laut (CBL), Sungai Srengseng Hilir, dan Kali Sadang.
“Program 100 hari kerja Bupati Bekasi telah kami sinkronkan dengan program pembangunan SDA-BMBK. Beliau menilai langkah-langkah ini cukup efektif, terutama dalam penanganan kondisi kedaruratan bencana. Tahun depan, kami akan fokus pada penguatan sistem irigasi serta pengendalian banjir dan kekeringan,” lanjutnya.
Kepala Bidang PSDA, Agung Mulya, menambahkan bahwa pihaknya terus melakukan kajian dan perencanaan menyeluruh berdasarkan karakteristik wilayah dalam menghadapi potensi banjir lokal, kawasan, hingga regional.
“Pengendalian banjir lokal difokuskan di kawasan permukiman melalui pembangunan drainase vertikal atau sumur resapan. Cara ini efektif mempercepat peresapan air hujan ke dalam tanah dan mengurangi genangan,” jelas Agung.
Ia juga menekankan pentingnya integrasi sistem drainase permukiman dengan saluran sungai besar agar aliran air lebih lancar, terutama saat musim hujan.
“Pesatnya pertumbuhan penduduk mengurangi area resapan air. Karena itu, kami membangun sumur resapan di sejumlah wilayah dan mendorong kesadaran masyarakat untuk menjaga kapasitas serapan air di lingkungan tempat tinggal mereka,” ujarnya.
Agung menambahkan, pembangunan kolam retensi juga tengah dioptimalkan di wilayah selatan Kabupaten Bekasi sebagai tempat penampungan sementara sebelum air dialirkan ke saluran pembuang. Selain itu, perbaikan tanggul kritis menjadi salah satu prioritas tahun ini.
“Kami sedang memperbaiki sejumlah titik tanggul kritis. Kami juga memiliki delapan unit pompa air berkapasitas besar yang dapat dimanfaatkan masyarakat untuk menyedot air ke saluran pembuang, baik saat terjadi banjir maupun kekeringan,” tutupnya.
{Bekasikab.go.id}